Putri Tidur



Ia menemukan seorang putri jelita yang telah tertidur selama enam tahun, di atas tumpukan rumput kering dan ditemani oleh seorang kurcaci—bukan tujuh.

"Kenapa dia tertidur lama sekali?" Ia bertanya pada si kurcaci.

Dengan wajah setengah putus asa, si kurcaci menjawab, "Percaya atau tidak, dari sekian banyak pria yang berniat menciumnya, tak satu pun yang berhasil."

"Kenapa begitu?"

"Bagaimana kalau kau mencobanya?!" bentak si kurcaci.

Ia mulai mendekatkan bibirnya ke bibir sang putri yang rekah. Hingga, tersisa jarak sekitar empat senti untuk mencegah mereka berciuman.

"Bau rokok," ucapnya, ketika bau rokok yang menguar dari mulut sang putri, tercium olehnya.

"Lalu?" ejek si kurcaci.

Ia tak mengindahkan ejekan si kurcaci. Tak penting. Matanya kembali kokoh memandang wajah cantik sang putri. Lalu, dengan lekas dan lahap, ia melumat bibir sang putri.

Seketika itu pula sang putri terbangun dari tidurnya.

"Ini cinta sejati," ucapnya kegirangan.

"Sepertinya kamu lelaki yang cerdas," kata sang putri.

"Kok bisa?" tanyanya.

"Banyak pria yang datang kemari, berniat menciumnya, tetapi urung karena mulut putri bau rokok," jelas si kurcaci. "Mereka berpikiran sempit. Mengira setiap gadis perokok adalah pelacur. Tak murni."

Wajahnya mendadak bimbang. "Tapi ... kamu bukan pelacur, 'kan?" Ia meragu.

Sial! umpat sang putri dalam hati.

Komentar

Postingan Populer