Setiap Orang Bisa Jadi Bajingan

Ada banyak hal di dunia ini yang sekalipun kau sudah melakukan segala upaya terbaik untuk mencapai hasil yang kauharapkan, ternyata hasilnya malah jauh meleset, dan kau terpaksa menelan kekecewaan.

Ada yang bisa bangkit dan menerimanya. Ada juga yang malah terpuruk dan tak henti-hentinya mengutuk Tuhan bahkan seenak udelnya mengklaim dunia ini tak adil. Yang manapun, kita selalu berpeluang untuk dua hal itu.

Suatu hari nanti, aku mungkin akan punya anak. Dan sebagai orangtua, aku akan melakukan segala upaya terbaik agar anakku menjadi anak yang luhur budinya juga membanggakan. 

Sayangnya, bukan begitu cara alam bekerja.

Aku bisa saja memasukkannya ke sekolah terbaik. Aku bisa saja membentenginya dengan ilmu agama yang ketat. Aku bisa saja menghindarkannya dari hal-hal buruk. Aku bisa melakukan ini-itu. Aku bisa begini-begitu. Hanya agar anakku bisa menjadi apa yang kuharapkan.

Tetapi, lagi-lagi, bukan begitu cara alam bekerja. Tak ada yang bilang: karena aku sudah mengusahakan yang terbaik, maka semua harus berjalan sesuai harapanku.

Sering kali, hasil yang kau dapat tak seperti apa yang kau inginkan sekalipun kau sudah bersusah-payah buat mencapainya. Terlebih bila menyangkut membentuk manusia. Bagaimanapun, manusia selalu berpeluang untuk menjadi bajingan atau orang yang berbudi, tergantung jalan mana yang dipilihnya. Dan ini menjadi keniscayaan. Dan semua orangtua agaknya harus menyadari hal ini dan mulai memupuk keyakinan semacam itu dalam benak mereka dan bersiap agar tak terlalu terguncang jika ternyata si anak menjadi pembelot. Lagi pula tidak ada salahnya menjadi bajingan, toh bukankah ada banyak orang yang belajar dari kesalahan yang pernah mereka bikin, untuk jadi orang berbudi luhur. Ini semua hanya proses.

Maka yang bisa kukatakan adalah: yang terpenting bukan bagaimana perasaan kita, tetapi seberapa siap kita menghadapi perasaan semacam itu dan menerimanya dan melapangkan dada, andaikata hal tersebut benar terjadi.

SEKIAN.

Komentar

Postingan Populer