Mengapa Sampai Detik ini Kamu Masih Bertahan Hidup?

Oh, itu pertanyaan paling menakutkan yang pernah kudengar, terlebih bila orang yang menanyakan itu menodongkan sepucuk pistol tepat di pelipisku. Tidak ada tanggapan paling bagus selain cuma diam dan gemetar sembari menahan pipis, jika kau terpaksa ada dalam kondisi semacam itu.

Untungnya, pertanyaan itu diajukan secara baik-baik oleh orang yang aku yakin juga berbudi baik.

Sempat aku ingin menjawab, kalau aku diberkahi kemampuan untuk memilih kapan dan bagaimana kematianku datang, layaknya seorang tokoh wayang yang memutuskan untuk membujang seumur hidupnya. Sayangnya, aku tak punya keinginan membujang kelewat lama, sehingga mustahil bagiku untuk dianugerahi kemampuan ajaib itu.

Maka, akhirnya aku memilih jawaban begini: secara lahiriah, aku sehat, tidak sedang terjangkit penyakit mematikan—dan semoga saja tetap begitu untuk seterusnya. Aku juga tidak punya masalah pelik dengan orang-orang berbahaya sehingga mereka perlu repot-repot memenggal kepalaku. Aku tak punya hobi minum racun, sekalipun masih sering menghirup racun serangga dari "obat nyamuk" yang kubakar saban malam. Aku tak punya keinginan untuk menyayat urat nadiku atau menggorok leherku sendiri. Aku tak punya senapan yang bisa kupakai untuk meledakkan kepalaku. Dan yang terpenting, aku menghargai hidupku.

Bagiku, kematian tidak perlu diundang, biarkan saja ia datang bila waktunya memang sudah tiba. Sesimpel itu. Dan kupikir, inilah alasan mengapa aku masih hidup hingga sekarang.

Komentar

Postingan Populer