Mustahil Bisa Membahagiakan Semua Orang
Mungkin saya kurang terbiasa menjadi orang baik. Sehingga, satu kali, timbullah keraguan di hati: pentingkah berbuat baik?
Pertanyaan itu bukan tanpa satu sebab yang mendasarinya. Ada cerita di baliknya.
Misalnya, begini: Satu hari, kau melakukan perbuatan baik. Dan perbuatanmu itu menyenangkan bagi sebagian orang. Tapi, di lain pihak, juga melukai sebagian orang lainnya. Sehingga membuatmu sering dilanda dilema, lantaran kau berpikir, jika yang kau lakukan itu adalah perbuatan baik mestinya akan menyenangkan semua pihak.
Namun kenyataan memang sering menyebalkan, meski sejujurnya, itu lebih baik dari kebohongan. Kenyataan begitu sering mematahkan harapan, keyakinan, dan pemikiran yang terlanjur kita pegang dengan erat. Dan beginilah kenyataannya, ada kalanya, perbuatanmu itu, mesti baik, akan melukai sebagian orang lain, sekalipun kau tak menginginkannya.
Masalahnya bukan terletak apakah perbuatan baik yang kau lakukan itu salah atau benar. Justru, masalahnya, adalah kita ingin membahagiakan semua orang dengan keputusan yang kita ambil, yang merupakan sesuatu hal yang mustahil dilakukan. Bagaimanapun, apa-apa saja yang kita perbuat, kita tidak dapat menyenangkan semua pihak.
Hal ini, lantaran akan ada pihak yang tak sejalan dengan apa yang kita perbuat, sekalipun kita terlanjur menganggapnya sebagai sesuatu yang baik. Beberapa pihak memiliki kepentingannya masing-masing, yang jika kau mengganggunya, mereka akan menganggapmu sosok yang jahat. Sebab, sebagian orang memang ingin dianggap benar, dibenarkan, atau didukung segala kepentingannya, meski itu sungguh bertentangan dengan kebaikan yang kita yakini.
Jadi, pentingkah berbuat baik? Ah, seharusnya bukan itu yang saya tanyakan, mestinya: Beranikah kita melakukan kebaikan yang kita yakini, mesti bertentangan dengan kepentingan pihak-pihak tertentu?
Sebelum menjawabnya, alangkah lebih bijak bila kita menentukan perbuatan apa saja yang bisa disebut sebagai kebaikan sejati, sebagai kebaikan yang mesti kita patuhi, sebagaimana yang diinginkan Tuhan. Bukan karena perbuatan itu dianggap baik oleh golongan mayoritas.
Komentar
Posting Komentar