Kotak yang Membosankan


Seorang wanita kaya tengah duduk sendiri di sebentuk bangku panjang, di sebuah taman kota, sambil membaca sebuah buku, saat seorang pria tua datang menghampirinya. Ia mendongakkan kepala, berpaling dari bacaannya, dan memperhatikan penampilan pria tua itu. Sesaat ia berpikir bahwa pria tua itu bukanlah orang yang berbahaya, bahkan tampak seperti orang terhormat. Tiada alasan untuk curiga padanya. Kemudian ia pun bertanya apa keperluan pria tua itu.

Tanpa ragu, pria itu memasukkan tangannya ke tas yang tersampir di lengannya, mengambil sesuatu, dan memamerkannya pada wanita itu. Di masing-masing telapak tangannya kini terdapat sebentuk kotak mungil. Membuat wanita itu bertanya-tanya dalam hati.

"Anda boleh memiliki kedua kotak ini," kata pria tua itu tulus.

Wanita itu memandang pria tua itu dengan heran. Berpikir barangkali pria tua itu ingin mengambil keuntungan darinya dengan memberinya kotak-kotak mungil tersebut. Ia pun buru-buru menolaknya.

"Anda bisa memilikinya tanpa perlu membelinya, bahkan tanpa syarat apa pun," kata pria tua itu. "Saya sungguh tidak bermaksud jahat pada Anda, apalagi mengambil keuntungan dari Anda."

"Benarkah?"

Pria tua itu mengangguk mantap. "Anda boleh memiliki keduanya dengan cuma-cuma," katanya. "Hanya saja, saya ingin memastikan, apa Anda benar-benar berkenan memilikinya dan tak menyesal sesudahnya. Untuk menentukan sikap, Anda boleh melihat-lihat kedua kotak ini lebih dulu."

Lantas, wanita itu mengambil salah satu kotak, dan menelaahnya dengan seksama. Ia dapat menduga isi kotak tersebut hanya dengan melihat bagian luarnya, tanpa perlu membukanya. Begitu pula, ketika ia memperhatikan kotak lainnya.

"Bagaimana menurut Anda?"

"Kotak-kotak yang membosankan," komentar wanita itu, blak-blakan. "Saya punya banyak kotak semacam itu beserta isinya di kamar."

"Itu berarti Anda sudah mengetahui isinya?" tanya pria tua itu. Ada seulas senyum tipis di ujung bibirnya.

"Sesuatu yang berkilau dan mahal," jawab wanita itu tak peduli, seraya mengembalikan kotak-kotak tersebut pada si pria tua. "Saya tak ingin memilikinya," tandasnya.

"Kenapa?"

"Mereka tak membuat saya penasaran."

Kembali pria tua itu tersenyum. Kemudian ia duduk di samping wanita itu. Sejenak kepalanya tengadah, menatap langit cerah yang disesaki awan seputih kapas. Serupa lautan yang diselimuti busa. Tak lama, ia lantas menoleh ke wanita di sampingnya.

"Jadi, Anda tak ingin memilikinya, karena Anda sudah mengenal kotak-kotak ini dengan baik, bahkan dengan yakin mengetahui isinya."

"Begitulah," kata wanita itu, enteng.

"Bukankah ada kemungkinan saya telah menukar isinya," kata pria tua itu, seolah mengingatkan sekaligus mengejek.

Ia lantas memasukkan kotak-kotak itu kembali ke tasnya, dan beranjak pergi tanpa mengucapkan apa pun lagi.

Saat itulah, wajah wanita itu tampak murung. Seolah ia baru saja ditipu.

Komentar

Postingan Populer