Kejadian Dalam Gang

(sumber gambar: visualdata.dw.com)

Satu pagi, ada seorang pria paruh baya keluar dari sebuah gang sempit yang hanya cukup dilewati satu badan; lantas berdiri di bahu jalan. Arah matanya tertuju ke sisi kanan, tempat kendaraan dari utara mengalir ke selatan. Pastinya, ia tengah menunggu sesuatu.

Dari jarak dua-puluh meter, sebuah angkutan umum berwarna biru-pekat terlihat olehnya. Buru-buru pria itu balik badan. Menjengukkan kepalanya sedikit ke mulut gang, lantas berteriak lantang:

"Cepetan! Sudah datang!"

Usai memanggil entah siapa di dalam sana, ia segera kembali berdiri di bahu jalan guna menghadang angkutan umum yang kian mendekat, sambil sesekali menoleh ke mulut gang. Wajahnya tampak tak sabar.

Tangan kanan pria itu terulur ke depan lantas berayun pelan, tepat sebelum angkutan umum itu lewat di hadapannya. Si sopir angkutan umum kemudian menepikan mobilnya.

Pria itu kembali menoleh ke belakang. Yang ia tunggu rupanya masih belum juga muncul. Si sopir diminta untuk menunggu sebentar. Sementara ia kembali masuk ke gang mungil itu, serupa telunjuk yang tengah merangsek ke lubang hidung; guna memanggil seseorang yang tak kunjung muncul itu.

Belum juga ia sampai ke ujung gang yang lainnya, ia bertemu dengan orang yang ditunggunya—yang ternyata anak lelakinya yang masih berusia tiga-belas tahun. Anehnya, alih-alih bergegas menuju angkutan umum yang tengah menunggu di depan, ia malah berhenti, memandangi anak lelakinya yang tengah memegang sebatang pipa besi—yang entah akan digunakan untuk apa.

"Apa yang akan kaulakukan dengan pipa besi itu?" tanya pria itu. Tiba-tiba wajahnya berubah kalut.

Alih-alih menjawab, anak itu malah menggelengkan kepala seraya menunjukkan ekspresi mencemooh. Tersenyum remeh.

"Bukankah kita sudah pernah membahas ini sebelumnya?" kata bocah lelaki itu, yang sungguh sulit dipahami.

Sementara si sopir angkutan umum sudah melajukan mobilnya. Mungkin ia sudah bosan menunggu.

Komentar

Postingan Populer