Kerikil Jalanan
Kamu tak ubahnya seperti kerikil yang disepak oleh kaki-kaki kurang ajar. Sapaan terbaik bagimu hanya sebatas itu. Tidak lebih. Tidak kurang.
Kaki-kaki yang menginjak dan menendangmu, mungkin menganggap kamu terlampau kecil. Mungil. Hingga tak nampak dan terabai.
Bukankah segala yang kecil memang cenderung dilupakan?
Kamu pun berinisiatif untuk meruncingkan kepala. Menjadi tajam. Berduri. Menjadi jahat.
Kamu ingin menusuk setiap kaki yang menginjak. Membuat mereka mengucurkan darah. Terluka. Dan peduli bahwa kamu itu ada.
Tapi, mereka hanya hirau pada rasa sakit yang diakibatkanmu. Bukan padamu. Mereka peduli pada penderitaan mereka sendiri. Bukan padamu. Mereka akan memegang bagian kaki yang terasa ngilu. Sedangkan kamu...
diumpat...
ditendang...
dibuang...
disingkirkan...
dianggap pengganggu...
Hingga kamu sadari, itu adalah cara yang keliru agar semua orang melihatmu.
sip... ehehehe... yang tebaru mana. Kak?
BalasHapusBesok lagi ... haha
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus