Kesedihan Pria Lajang

By : Franz Kafka

Kelihatannya berat sekali hidup seorang pria lajang. Sebagai bujang lapuk sangat sulit mempertahankan harga dirimu sementara kau mesti mengemis undangan jika ingin menghabiskan malam berkumpul bersama orang-orang. Selama berminggu-minggu kau berbaring sakit di ranjang, menatap sudut kosong di kamarmu. Kau selalu mengucapkan 'selamat tinggal' pada orang-orang dari depan pintu dan setelahnya mendaki tangga sendirian tanpa ada istri di sampingmu. Kau tak memiliki apa pun kecuali pintu-pintu di samping kamarmu yang menghubungkanmu pada para tetangga. Kau mesti menyiapkan makan malammu sendiri. Kau mengagumi anak-anak orang lain tanpa merasa berhak mengucapkan: 'Aku tidak punya anak.' Kau mengubah penampilan dan gayamu seperti satu-dua pria lajang di masa mudamu.

Dan meski begitu, pada kenyataannya, kau hanya akan berdiri di sana, hari ini dan seterusnya, dengan sebuah tubuh dan kepala yang utuh, seraya menepuk keningmu sendiri.

Komentar

Postingan Populer