Berbeda dengan manusia pada umumnya yang memiliki dua-puluh jari, pemuda E hanya punya enam-belas jari. Seminggu yang lalu, pada satu sore, masing-masing tangan dan kakinya kehilangan jempol; dan hanya menyisakan telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking. Ia tidak tahu persis bagaimana keempat jempolnya bisa menghilang. Yang ia ingat, lenyapnya keempat jempolnya itu terjadi setelah ia memberi "like" atau "tanda-jempol-teracung" pada empat status berbeda namun mengandung dua hal yang sama: provokasi dan dusta. Ia baru menyadari keanehan itu, kala ia hendak menitip "jempol" untuk status kelima, dan ia langsung kaget setengah mati. Tentunya, ia berupaya untuk mengembalikan keempat jempolnya. Ia berusaha untuk membatalkan empat "like" yang tadi diberikannya. Hanya saja, ketika ia mencari keempat status tadi, ia tak menemukannya. Mungkin saja semuanya sudah dihapus karena dianggap menyebar hoax. Akhirnya, mau tak mau, dengan penyesalan yang tiada habisnya yang terus menguntit bagai bayangan, pemuda E harus menerima kenyataan, bahwa ia harus puas hidup dengan memiliki enam-belas jari belaka.

Komentar

Postingan Populer